Nama
: Yesi Mariati
3PA03
Psikologi
Lintas Budaya
A.Pengertian psikologi lintas budaya menurut para tokoh
Psikologi lintas budaya adalah kajian empirpik
mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan
pengalaman yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang diramalkan dengan
signifikan (Brislin, lonner dan Thorndike, 1973).
Psikologi lintas budaya menurut :
Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) adalah kajian
ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, skaligus memperhitungkan
cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial
budaya.
Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal
pokok yaitu :
Keragaman perilaku manusia didunia dan kaitannya
antara perilaku individu dengan konteks budaya.
Kesimpulannya
Adalah Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai
persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai
budaya dan kelompok etnik mengenai hubungan-hubungan diantara ubahan psikologis
dan sosiobudaya, ekologis dan ubahan biologis serta mengenai
perubahan-perubahan yang berlangsung.
B.Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu-Ilmu lain
Ø Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan
Sosiologi
Dalam ilmu sosiologi ada istilah akulturasi,
akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat-laun
diterima dan dapat diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kaitannya dengan psikologi lintas
budaya yaitu bagaimana kelompok manusia yang dihadapkan oleh kebudayaan
lain yang dapat mengendalikan budaya asing yang masuk sehingga budayanya
sendiri tidak akan hilang. Unsur-unsur budaya asing yang diterima, tentunya
terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidak asli lagi
seperti semula. Misalnya sistem pendidikan di indonesia untuk sebagian besar
diambil dari unsur-unsur barat, akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah
sedemikian rupa, sehingga merupakan kebudayaan sendiri.
Ø Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan
Kepribadian
Kepribadian cenderung menekankan perbedaan diantara
individu atau dalam tradisi lintas-budaya diantara anggota budaya yang berbeda,
bagaimana orang-orang menghayati diri sendiri dan konteks sosiobudaya ditempat
mereka. Konteks kesamaan lintas budaya berkaitan dengan kepribadian yaitu bagaiman
seseorang dapat memahami perilaku orang lain dalam budaya lain, disamping
perbedaan dalam keyakinan, pendapat, sikap, dan pengetahuan. Ada 2 aspek
substuntif kepribadian sebagai sumbangan psikologi lintas budaya yaitu diri
(self) dan wujud kembar dari kesadaran (altered states of consciousines).
Ø Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan
Antropologi
Ilmu antropologi menekankan pada pengertian
tentang manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian,
masyarakat serta kebudayaannya. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu
bagaimana manusia dapat memahami adanya perbedaan aneka warna kulit, bentuk
fisik, kepribadian antara sesama manusia sehingga manusia itu dapat
menyesuaikan perilakunya pada kebudayaan tersebut, maka manusia dapat
berelasi baik dengan manusia lainnya.
Momen yang
disebut sebagai “Sumpah Pemuda” memang telah lewat. Ada hal yang menarik
terkait dengan momen tersebut, sebagaimana adanya dengan fenomena-fenomena
mutakhir: tak lain ialah bahasa.
Momen
“Sumpah Pemuda” menyinggung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, selain
menyoal bangsa dan tanahair yang satu. Momen tersebut tahun ini sedikit-banyak
mengangkat persoalan bahasa terkait dengan “sengketa kebudayaan” antara
Indonesia dan Malaysia, fenomena “bahasa alay” di kalangan generasi internet,
serta “bahasa gado-gado” yang memakai berbagai macam bahasa dalam satu kalimat
(seringkali menyisipkan bahasa Inggris dalam dialog berbahasa Indonesia), juga
masalah-masalah klasik seperti berkurangnya pemakaian bahasa daerah dan
punahnya beberapa bahasa daerah karena tidak ada lagi penutur aselinya.
Dari
fenomena-fenomena di atas, salah satu wacana yang paling menonjol adalah bahasa
Indonesia versus bahasa daerah atau bahasa lokal. Satu pihak mengklaim bahwa
penggunaan bahasa Indonesia —entah sesuai EYD atau tidak— menandakan rasa
nasionalisme yang tinggi, pihak lain ada yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia
adalah tidak aseli Indonesia tapi hampir semuanya berupa serapan dari berbagai
bahasa [asing] (lihat Alif Dasya Munsyi alias Remy Sylado, 2003: 9 dari 10 Kata
Bahasa Indonesia adalah Asing), dan ada pula yang menggalakkan kampanye
mengenai penggunaan bahasa daerah sebagai wujud pelestarian kebudayaan.
Mengenai
perihal ini saya kurang-lebih sependapat —walau di lain pihak juga mengkritisi
beberapa bagian— dengan guru saya, Prof. Heddy Shri Ahimsa-Putra dalam salah
satu tulisannya. Izinkan saya untuk mengetik ulang petikan [bagian akhir] dari
tulisan beliau tersebut, yang berjudul “Etnolinguistik: Beberapa Bentuk
Kajian”, lebih tepatnya sub-bab “Etnolinguistik: Artinya Bagi Indonesia”
bertarikh 1997.
D. Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan ilmu lain
·
Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi
Indigenous
Indigenous
Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana
merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya.
Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang
asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan
yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan
Psikologi Indigenous adalah
Psikologi
lintas budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan
oleh komunitas ilmiah di barat—kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat—dan
yang dipelajari di timur—kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi
Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan
dan realitas dari budaya tertentu—dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk
memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenus/setempat.
·
Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi
Budaya
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi
budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan, mentransformasikan
dan mengubah psike manusia.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan
Psikologi budaya adalah
Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan
perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan
kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat
mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.
·
Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan
Antropologi adalah
Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan
perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan
kelompok etnik sedangkan Antropologi melihat bagaimana manusia dalam suatu
masyarkat melahirkan suatu kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar